0 Comments

Mengidentifikasi Kendala dalam Pengembangan Sistem VR dan AR Universal

Ketika berbicara tentang pengembangan sistem Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang universal, beberapa tantangan utama muncul. "Kendala utama adalah masalah interoperabilitas," ujar Dian Purnomo, seorang ahli VR dan AR dari Universitas Surabaya. Dia menjelaskan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda sering kali tidak kompatibel, sehingga menyulitkan penggunaan secara universal.

Selain itu, masalah lain adalah kurangnya standar industri. Perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Apple memiliki sistem dan teknologi AR dan VR mereka sendiri. Namun, tidak ada standar universal yang diterima semua pihak, sehingga pengguna harus beradaptasi dengan berbagai platform. Masalah privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian, karena teknologi ini sering kali mengumpulkan data pengguna secara real-time.

Mengatasi Hambatan dalam Realisasi Sistem VR dan AR yang Universal

Untuk mengatasi masalah interoperabilitas, Purnomo menyarankan penggunaan teknologi ‘open source’. "Dengan menggunakan teknologi ‘open source’, kita bisa membuat platform yang sesuai dengan berbagai perangkat," tutur Purnomo. Dia juga menambahkan bahwa perusahaan harus berkolaborasi untuk menciptakan standar industri yang diterima secara universal.

Mengenai masalah privasi dan keamanan data, Purnomo menekankan pentingnya regulasi yang kuat. "Perusahaan harus bertanggung jawab untuk melindungi data pengguna," ujarnya. Dia mengusulkan penggunaan enkripsi data dan teknologi lainnya untuk memastikan keamanan data pengguna.

Sebagai penutup, bisa dikatakan bahwa pengembangan sistem VR dan AR yang universal memang penuh tantangan. Namun, dengan kerja sama antar perusahaan dan regulasi yang kuat, kita bisa menciptakan sistem yang dapat digunakan oleh semua orang, di mana pun mereka berada. "Kita harus berani berpikir di luar kotak dan terus berinovasi," pungkas Purnamo.

Related Posts